Sabtu, 13 Oktober 2012

Budidaya Ternak Bebek: Bebek Hibrida, Bebek Unggulan

Budidaya Ternak Bebek: Bebek Hibrida, Bebek Unggulan: Bebek hibrida  merupakan hasil persilangan antara bebek Peking jantan dengan bebek local (Mojosari, JawaTimur)  betina.  Bebek hibrida  me...

Jumat, 05 Oktober 2012

Bebek Hibrida, Bebek Unggulan


Bebek hibrida merupakan hasil persilangan antara bebek Peking jantan dengan bebek local (Mojosari, JawaTimur)  betina. Bebek hibrida memiliki cirri fisik menyerupai bebek local hanya lebih gemuk dibagian bawah perutnya. Varietas bebek hibrida ini memiliki banyak keunggulan dibanding bebek biasa.

Keunggulan Bebek Hibrida

  • Pertumbuhan daging yang cepat. Untuk mencapai berat badan 1,4 – 2 kg hanya diperlukan waktu pemeliharaan antara 40 – 50 hari. Berbeda dengan bebek lokal yang memerlukan waktu pemeliharaan hingga 3 atau 4 bulan.
  • Tingkat FCR tinggi. FCR atau Food Convertion Rate adalah kemampuan ternak dalam menyerap nutrisi yang diberikan untuk pertumbuhan. Semakin tinggi tingkat FCR menunjukkan semakin bagus kemampuan ternak dalam menyerap nutrisi yang diberikan. Bebek hibrida memerlukan pakan sekitar 2,7 kg untuk mencapai berat ideal 1,6 – 2 kg. Berbeda dengan bebek lokal yang memerlukan pakan hingga 4 kg hanya untuk mencapai berat badan 1,2 – 1,4 kg.
  • Rasa daging yang lembut dan gurih. Rasa daging bebek hibrida sangat gurih seperti bebek local namun memiliki tingkat kelembutan atau tekstur daging seperti bebek Peking.
  • Daya tahan tubuh bagus. Bebek hibrida memiliki daya tahan tubuh bagus sehingga tingkat atau rasio kematian kecil.
  • Masa panen cepat dan ongkos produksi yang rendah. Pertumbuhan daging yang cepat dan tingkat FCR yang tinggi menjadikan bebek hibrida sebagai primadona baru dalam usaha peternakan unggas. Bebek hibrida bisa dipanen dalam waktu 40 – 50 hari dengan biaya operasional lebih rendah, yang tentu saja ini sangat menguntungkan bagi peternak bebek hibrida.

Sistem kandang kering dalam peternakan bebek hibrida
Bebek adalah jenis unggas yang suka berkubang dalam air. Namun kebiasaan berkubang ini rentan menyebabkan kematian pada bebek dibawah umur 2 minggu. Untuk menyiasati hal tersebut, Budi menggunakan system kandang kering dalam peternakan bebek hibrida miliknya. Sistem kandang kering ini menggunakan media sekam padi sebagai alas kandangnya dengan air minum yang selalu tersedia yang ditempatkan dalam tempat minum unggas yang biasa dipakai dalam peternakan ayam.
Untuk bebek hibrida usia 1 – 21 hari, diberikan pakan murni pedaging yang banyak terdapat dipasaran. Sedangkan bebek hibrida usia 3 minggu sampai panen, pakan yang diberikan bisa berupa oplosan antara pakan murni pedaging dengan pakan buatan sendiri. Peternak biasanya membuat sendiri olahan atau campuran pakan bebek hibrida ternakannya. Pakan tersebut berasal dari :
  • Dedak dengan komposisi jumlah 20 – 30 %
  • Tepung jagung dengan komposisi 40 – 50 %
  • Sisa ikan kering sebagai pelengkap

Peluang bisnis usaha peternakan bebek hibrida
Sampai saat ini masih banyak kekurangan supplai DOD bebek hibrida. Dengan harga DODbebek hibrida +- Rp. 6.500,- per ekor ini justru membuka peluang variasi bisnis ternak bebek hibrida, yakni penyediaan DOD. Selain itu peternak juga bisa menyediakan bebek hibrida remaja, usia 2 – 3 minggu. Hal ini karena banyak peternak, terutama peternak pemula yang merasa lebih mudah dan tidak beresiko membesarkan bebek hibrida mulai dari usia 2 minggu keatas. Yang terakhir tentu saja peluang bisnis pembesaran bebek hibrida itu sendiri. Meski tidak memberikan angka pasti saat ditanya keuntungan beternak bebek hibrida, Budi yang belum genap setahun beternak bebek hibrida ini mengaku sudah mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah. Hal ini disebabkan tingkat keuntungan yang sangat tinggi sebagai hasil dari masa panen yang cepat dan biaya pakan yang murah.

-Budi-

Mengenal Jenis-jenis Itik Lokal Yang Potensial

Itik dari Indonesia merupakan asal dari jens turunan yang produktif di Eropa seperti Indian Runner  dan Khaki Campbell, tetapi jenis ini di indonesia masih dimanfaatkan secara tradisional. Indonesia mungkin memiliki beberapa jenis itik yang berbeda-beda tapi banyaknya penyilangan dan pemberian nama setempat membuat sulitnya mengetahui jenis itik yang pasti. Meskipun demikian, setidaknya dapat dibedakan beberapa jenis itik lokal yang utama : itik tegal, itik alabio, itik bali, itik mojosari, itik cirebon, itik magelang dan itik lombok.